Harga Panik

Situasi yang mendadak sering membuat kita tidak dapat berpikir dengan baik sehingga menimbulkan kecemasan. Di kalangan pedagang telur Blitar, Jawa Timur sempat dikenal istilah harga panik. Harga telur di bawah standar karena pemasaran yang sulit akibat harga yang cenderung turun dan jangkauan pasar pedagang telur yang tidak terlalu luas. Padahal pedagang telur ini harus membayar kepada peternak karena mereka memberikan tempo bayar yang berkisar 3 hari bahkan 1 minggu. Jadi ketimbang dianggap pedagang yang tidak kredibel oleh peternak, akhirnya telur dijual ke sesama pedagang lokal dengan harga panik.

Tapi kepanikan musiman bukan hanya milik pedagang telur Blitar. Kepanikan juga terjadi kala bencana. Jika anda ditanya, apa yang akan anda lakukan saat terjadi gempa? Mungkin ada beberapa alternatif  jawaban muncul. Saat berada dalam gedung, tentu anda bisa berlindung di bawah meja yang kuat atau mencari tempat yang  aman sembari melindungi kepala.

Jika di jalan segera berhenti dan mencari tempat yang lapang. Semua jawaban akan mudah disampaikan karena belum mengalami kejadian gempa. Lantas apa terjadi ketika gempa sesungguhnya terjadi. Refleks pertama yang dilakukan  adalah berteriak. Lantas jika sedang berada dalam gedung biasanya terburu-buru lari keluar. Tak peduli gempa sudah selesai atau belum. Padahal tindakan itu bisa membawa celaka karena saling berebut  dan buru-buru ke luar gedung. Banyak yang pingsan, cidera dan mengalami luka karena terinjak-injak. Meskipun  kejadian gempa berulang kali terjadi, kepanikan masih terjadi. Hal yang mengherankan, penghuni gedung tinggi yang relatif berpendidikan cukup, tetap saja berlomba turun melalui tangga darurat saat gempa terjadi. Dalam keadaan panik yang berlebihan seseorang dapat melakukan hal-hal nekat yang membahayakan diri dan orang lain.

Panik bukan hanya terjadi saat bencana, dalam keseharian panik pasti akan selalu ada. Bahkan David Fincherd, sutradara Panic Room pernah menyindir kita tidak akan pernah bisa menghindari kepanikan. Dalam sebuah ruang yang dinilai aman sekalipun, kepanikan pasti akan ada. Bekal pengetahuan berlebih pun kadang hanya akan membuat seseorang mudah panik. Dalam penyelesaian tugas rutin kantor, misalnya kepanikan kerap melanda mereka yang berada pada posisi puncak. Tuntutan tugas mendadak kadang harus diemban beberapa orang dengan mengabaikan bahwa ada solusi yang lebih baik dan rasional dengan memberdayakan tim kerja yang ada. Lebih parah lagi jika strategi pedagang telur digunakan. Tak peduli apa yang harus dilakukan yang penting tugas mendadak selesai. Akhirnya kualitas dan standar hasil kerja diabaikan.

Rasa panik dapat membuatseseorang kehilangan akal sehat dan bertindak secara spontan. Pengetahuan dankemampuan saja tidaklahcukup menghilangkan rasapanik. Jika ada obat panik,tentu tidak akan terhitung betapa larisnya. Tapi sayangnya obat itu tak pernah ada. Mungkin ada benarnya salah satu nasehat orang bijak, “Berhentilah mengeluh apalagi panik saat segala sesuatu tidak ber jalan sempurna dan tidak seperti yang kita harapkan. Jika kita tenang, kita bisa berpikir jernih dan mengambil keputusan dengan baik”. (m)

Tinggalkan komentar